LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
PRODUKSI TERNAK PERAH
OLEH :
JUFRIN TANJUNG
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Susu
merupakan hasil pemerahan
dari ternak mamalia atau menyusui baik dari ternak ruminansia besar maupun dari ternak ruminsia ternak kecil seperti sapi ,kerbau, kambing, domba dan
bahkan dari ternak menyusui lainnya seperti dari hasil pemerahan susu kuda,
yang mana susunya dapat dikonsumsi
atau di gunakan sebagai bahan makanan yang sehat, serta padanya tidak di kurangi kompnen-komponennya atau di
tambahnya bahan-bahan lain.Karakteristik
susu yang sehat atau baik untuk dikonsumsi adalah warnanya putih kekuningan, karena kandungan
proteinnya yang tinggi, baunya khas dan tidak dijumpai bau asam dan bahkan bau
busuk Selanjutnya dalam kodex susu di tegaskan pula
bahwa kadar lemak dalam susu tidak boleh lebih rendah daripada 25% berat kering.
Susu segar adalah susu hasil pemerahan dari
ternak, yang mana pada susu tersebut tidak dicampurkan zat zat lainnya.Bertitik tolak dari batasan tersebut ,
maka uji mutu susu penting artinya dan harus di kerjakan untuk menghindari
pemalsuan atau sebab-sebab lain yang mengakibatkan susu tidak lagi murni
sehingga diketahui atau di peroleh susu yang bermutu seperti yang dikehendaki
oleh kodex susu.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pratikum kali ini dengan judul praktikum yaitu pemeriksaan komposisi susu adalah agar para praktikan dapat mengetahui dan mengenal apa saja yang terkandung dalam susu tersebut, ciri ciri susu yang sehat, bagaimana
cara mempertahankan kesegaran susu,dan juga pada kehidupan sehari-hari pun kita tidak salah
memilih jenis susu.
TINJAUAN PUSTAKA
AAK (1999) bahwa susu segar adalah susu yang
tidak dikurangi atau ditambah apapun, yang diperah oleh ari pemerahan sapi yang
sehat secara kontimue dan sekaligus sampai sempurna.
Setiyohadi
(1998) menyatakan bahwa
angkat reduktase adalah waktu yang diperlukan untuk merubah zat warna biru
metilen menjadi putih yang mana nilainya secara kasar berbanding terbalik
dengan jumlah organisme yang ada.
Buckle, dkk (2002) menyatakana bahwa uji reduksi
dapat menunjukan tingkat kegiatan bakteri sehingga dapat memungkinkan
diklasifikasikan susu sebagai susu yang dapat diterima atau tidak untuk
kegunaan tertentu.
Hardiwiyoto (2004) menyatakan adanya reduktasi
susu disebabkan aktivitas enzim tertentu dan aktivitas bakteri dalam susu. Kecepatan
penurunannya tergantung pada jumlah dan macam bakteri serta dipengaruhi
metabolisme dalam sel bakteri.
Fardiaz (2002) menyatakan bahwa reduksi
adalah perubahan warna biru menjadi putih dianggap selesai jika empat perlima
bagian sample susu telah berwarna putih.
Buckle, dkk (2002) menyatakan bahwa susu normal
memiliki pH 6.6-6.7 dan bila terjadi banyak pengasaman oelh bakteri nilai pH
akan menurun secara nyata. Bila hal ini dianggap sebagai tanda adanya mastitis
pada sapi karena penyakit ini menyebabkan perubahan minesral dalam air susu.
Adnan (2001) menyatakan
bahwa air susu segar umumnya mempunyai nilai pH 6.5 sampai 6.7 dan bila terjadi
banyak pengasaman oleh aktivitas bakteri maka nilai pH akan menurun secara
nyata. Pengasaman menyebabkan kehilangan Co2 yang dapat menurunkan
keasaman dan kenaikan nilai pH.
Fardiaz (1999) menyatakan bahwa beberapa jenis
bakteri dapat melakukan fermentasi pada susu sehingga merubah laktosa menjadi
asam laktat.
Hardiwiyoto (1998)
menyatakan bahwa sumber keasaman susu selain dari aktivitas bakteri juga karena
adanya asam fosfat dan asam sitrat, sifat kasein dan albumin serta terlarutnya
Co2 dalam susu.
AAK, 1995 menyatakan bahwa
penyarinagn perlu dilakukan dengan segera guna menghindari agar jangan sampai
jumlah mikroba yang terdapat didalam air susu bertambah.
Syariet, dkk. 1995, myatakan bahwa bahan yang
paling baik digunakan adalah kertas saring.
Sudarmadji,
dkk. 1998 penyaringan
bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan padat yang terdapat pada
cairan itu dengan cara menuang cairan pada bahan penyaringan.
AAK (1998) menyatakan semakin tinggi kadar bahan kering dalam air susu maka
semakin tinggi pula berat keringnya.
Bambang (1997) bahwa bahan kering adalah sisa bahan
makanan sesudah diuapkan airnya.
Pemeriksaan fisis, pada
pengujian ini yang terpenting di tekankan adalah pemeriksaan berat jenis (bobot
jenis) dan angka refraksi susu. Kodex susu di Indonesia mengkendaki bobot jenis susu tidak kurang daripada
1,028 Ressang,A.A,(1963).
Apabila susu makin encer, maka
lactometer akan lebih dalam masuknya kedalam susu. Dengan demikian bobot jenis
susu berarti menjadi lebih rendah dari pada stsndarnya Bearkly,R.D.(1966).. .Susu
mengandung protein rata-rata 3,5 persen. Protein merupakan gabungan dua atau
lebih asam-asam amino, yang penyusun utamanya adalah atom karbon, atom
hidrogen, dan atom nitrogen (Eckle, 1951).
Susu merupakan cairan
yang bernilai baik untuk kebutuhan
gizi manusia, hewan muda dan cocok untuk media tumbuh mikroorganisme
karena menyediakan berbagai nutrisi.
Pemeriksaan fisis, pada
pengujian ini yang terpenting di tekankan adalah pemeriksaan berat jenis (bobot
jenis) dan angka refraksi susu. Kodex susu di Indonesia mengkendaki bobot jenis susu tidak kurang daripada
1,028. (Adellia Pinem, 1995)
Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar
termasuk didalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis
dengan sanitasi alat pemerahan dan sanitasi pekerja. Susu mengandung protein rata-rata 3,5%. Protein merupakan
gabungan dua atau lebih asam-asam amino, yang penyusun utamanya adalah atom
karbon, atom hidrogen, dan atom nitrogen. (Jessicca, 2003)
Berat jenis air susu adalah
1,028 Kg/L. Penetapan berat
jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini
dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas
di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 CP, yang dipengaruhi oleh bahan
padat susu, lemak, serta temperatur susu. (Liliana, 2001)
Pada pemerisaan warna susu,dapat disimpulkan bahwa selain warna putih
kekuningan,susu dikategorikan susu tidak normal.apabila terdapat warna
merah,berarti susu dikatakan mangandung darah ( Tyoung (1990 )
Apabila asam sulfat
ditambahkan pada susu kemudian dicampur maka asam sulfat akan melarutkan bahan
padat bukn lemak dan meninggalkan lemak bebas (Lampert (1970 ).
Bahan
kering bukan lemak adalah jumlah persentase semua komponen penyusun susu
dikurangi kadar air dan kadar lemaknya,dan total bahan
kering adalah jumlah semua komponen
penyusun susu di kurangi kadar airnya saja (Bearkly,R.D.(1966).
MATERI DAN METODA
Waktu
dan tempat
Pratikum Produksi Ternak Perah
tentang Pemeriksaan komposisi susu ini kami laksanakan pada hari Selasa 9 November 2010 pukul 14.00-selesai,
yang bertempat di Laboratorium di dalam gedung C Fakultas Peternakan.
Materi
Adapun alat yang di gunakan dalam pratikum ini adalah : Tabung reaksi, Penjepit tabung reaksi, Gelas
becker, Pipet 10 ml, Pembakar bunsen, Botol 100 ml, kertas saring, corong,
Tabung erlenmeyer dan penangas air,.
Bahan yang digunakan adalah : Susu secukupnya,alkohol,larutan
biru metilen dan aquadest.
Metoda
Berbagai cara kerja atau
metoda yang digunakan pada saat melakukan praktikum kali ini hal ini sesuai
dengan sub judul praktikum, seperti;
1.
Uji sensorik atau uji organoleptik.
Pada uji warna,yang perlu
diketahui adalah,bila warna susu putih berarti susu itu asli,bila susu berwarna
kuning, susu banyak mengandung karoten,bila warna biru susu berarti dicampur
dengan air,berwarna merah berarti susu mengandung darah.
Uji sensorik atau organoleptik
dari pemeriksaan air susu dengan menggunakan panca indera seperti bau, rasa,
kekentalan, dan warna, cara kerja yang digunakan dalamuji kebersihan.
2.Uji kebersihan dengan metode saring.
Uji kebersihan dengan metode
saring adalah homongenkan 500 ml sampel susu, tuang sampel susu secara perlahan
melalui dinding corong. Pada mulut corong telah terpasang kertas saring dan
ditampung dalam becker glass. Setelah kertas saring dilepas amati kotoran yang
tertinggal dalam kertas saring.
3.Pengukuran pH dengan pH meter.
Pada uji pH,ditentukan dengan
jumlah basa yang digunakan untuk menetralisir asam di dalam susu dengan
menggunakan phenolptalin sebagai indikator,sedangkan pH menunjukkan keasaman
susu dengan menentukan log konsentrasi ionH+ dalam susu.pH susu
dapat ditentukan dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus.pH susu segar
adalah 6,5-6,75.susu yang mempunyai pH diatas 6,75 dinyatakan bahwa susu
terlalu alkalis dan kemungkinan ada bahan pengawet.Jika pH di bawah 6,3 susu
dinyatakan terlalu asam dan biasanya menandakan susu sudah lama disimpan.
4.Uji alkohol.
Uji alkohol cara kerjanya
adalah tabung reaksi masing-masing diisi 3 ml air susu, tabung I ditambah 3 ml
alkohol 68 %, tabung II ditambah 3 ml alkohol 70 %, tabung III ditambah alkohol
75 % dan tabung ke IV ditambah alkohol 96 % 3 ml untuk kontrol, masing-masing
diamati, bila susu pecah maka sampel tersebut asam dan hasil uji positif.
5.Uji didih / uji masak.
Uji didih cara kerjanya adalah
masukan 5 ml air susu kedalam tabung reaksi dan panaskan sampai mendidih,
penilaian bila terdapat butiran-butiran dan susu tidak homogen berarti susu
pecah dan hasil posotif.
6.Uji Reduktase dengan biru metilen.
Pada uji reduktase dengan biru
metilen cara kerjanya yaitu masukan 1 ml larutan biru metilen ke dalam tabung
reduktase tambahkan sampel susu sampai batas lingkaran. Tutup tabung tersebut
dengan sumbat, lalu campurkan sehingga warna biru merata. Caranya dengan
membolak-balik tabung (kira-kira 3 kali). Masukan tabung ke dalam penangas air
selam 4-4.5 jam. Penangas air diletakan ditempat yang terlindung cahaya.
Apabila akan membaca hasil, maka warna yang sudah berubah menjadi putih.
Sebaiknya reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
uji sensorik
atau organoleptik
a.uji warna
Uji kesegaran air susu, setelah menggunakan
metoda maka didapatkan hasil yaitu uji warna untuk kesegaran air susu hasilnya
adalah susu berwarna putih berarti susu tersebut normal (baik).hal ini
menandakan susu trsbut normal dan baik dikonsumsi menurut Kanisius (1986),
menyatakan susu mempunyai warna putih kebiruan sampai kuning kecoklatan, warna
putih pada susu serta penampakannya akibat penyrapan butiran koloud lemak,
kaliumdan kalsium fosfat dan bahan yang memberikan warna kekuningan adalah
karoten dan ribovalavin,warna susu dapat dipengaruhujenis sapi dan
makananya.

Gambar gelas ukur
b. uji bau
setelah sample susu diambil
dan dimasukkan kedalam botol 100 ml kemudian ditutup dan disimpan dalam suhu
rendah lalu dimasukkan kedalam penangas air (34-40C) sampai hangat. Kemudian
tutup botol diangkat dan didapatkan hasil susu berbau susu yang berarti susu
normal(baik). Menurut Anggorodi (1992),bila susu berbau busuk berarti susu kena
matitis dan apabila susu berbau asa berarti susu sudah rusak atau lama.
c.Uji kekentalan
setelah tabung reaksi
berisi susu dimiringkan, kemudian ditegakkan kembali kemudian perhatikan
dinding tabung dan didapatkan hasil susu encer yang berarti terjadi penambahan
air atau pengurangan lemak. Menurut Anggorodi (1992), bila susu dalam keadaan
encer ini berarti ada penambahan air atau pengurangan lemak susu. bila susu
dalam keaddan pekat ini berarti terjadi penambahan pati atau santan. Bila
berlendir berarti susu rusak dan tidak layak lagi dikonsumsi.

Gambar sampel susu pada uji rasa
d. uji rasa
setelah diteteskan air susu
ketelaapak tangan dan dicicipi didapatkan hasil susu terasa agak manis yang
berarti susu normal.
2. Uji kenersihan dengan metode saring
Setelah 500ml sample susu
homogen lalu tuangkan sample susu secara perlahan-lahan melalui dinding corong,
Dimana pada mulut corong telah terpasang kertas saring, susu ditampung dengan
beker gelas.kemudian kertyas saring dilepaskan, dan amati kotoran yang tertinggal
dikertas saring apakah ada bulu, potongan rambut, pasir, feses, dll.dan
masukkan kertas saring dalam incubator atau lemari pengering agar kering lalu
periksa kotoran yang tampak pada kertas saring dan jenis kotoran yang tampak,
penilaian dapat berupa bersih, sedikit kotor.Menurut
Hediwiyoto(1983),menyatakan bahwa tujuan penyaringan untuk memisahkan
benda-benda asing seperti debu, pasir, dan sebagainya dengan kertas saring yang
bersih.
3.Uji Alkohol
Pada kempat tabung reaksi
yang masing-masing disi 3ml air susu, lalu dimasukkan pula berturut-turut 3ml
alcohol 68%, 70%, 75%, dan 96%, kemudian keempat tabung reaksi tersebut dikocok
dan diamati perubahan yang terjadi dan catat. Hasil didapat susu pecah dan uji
positif. Menurut siregar(1989),menyatakan bahwa sapi perah laktasi yang
terinsektif mastitis air susunya berubah menjadi encer dan pecah dengan uji
alcohol.
4.Uji didih dan masak
Setelah 5 ml air susu dimasukkan kedalam
tabung reaksi dipanaskan didapatkan hasil susu
tetap homogen yang berarti susu masih dalam keadaan baik. Dari hasil percobaan
sample berubah ke warna menjadi putih setelah 3 jam. Hal ini menandakan sample
dalam keadaan baiok dan tidfak mengandung banyak mikroba.Menurut Hadiwiyoto (1999), menyatakan
pengujian daya reduksi dapat dikerjakan dengan larutan biru metal atau larutan
reza urine.
5. Uji Reduktase dengan biru metillien
Setelah dimasukkan 1ml
larutan biru metilen kedalam tabung reduktase, ditambahkan 10 ml susu sampai
batas lingkaran kemudian tutup tabung tersebut kemudian dibolak-balik sampai
birunya menjadi rata.Menurut hadiwiyoto(1982),menyatakan pengujian daya reduksi
dapat dikerjakan dengan larutan biru metilen atau larutan reza urinaria.Sesuai dengan prinsip kerja dari uji
reduktase ini yaitu enzim reduktase yang dihasilkan mikrooganisme dalam susu
akan mereduksi zat warna biru metilen yang ditambahkan ke dalam susu sampai
tidak berwarna. Pada percobaan ini tidak didapatka hasil, karena keadaan yang
tidak mendukung, dimana listrik dalam keadaan padam, sehingga alat yang ingin
digunaka tidak bisa berfungsi. Tapi pada dasarnya jika uji reduktase ini dapat
berjalan dengan lancar, jika waktu reduksi kurang dari 20menit maka kualitas
dari susu tersebut jelek, jika 20 menit sampai 2 jam, maka kualitas susu masuk
ke dalam kelas III, jika lebih dari 2 jam sampai 4,5 jam maka kualitas susu
masuk ke dalam kelas II dan jika lebih dari 4,5 jam maka kualitas susu masuk ke dam kelas no I atau baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah selesai
melakukan praktikum ini maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa susu
yang diamati atau yang dipraktikumkan, secara umum dapat dikatakan susu segar
dan normal, sehingga susu tersebut baik atau bisa dikonsumsi atau bisa digunaka
sesuai kebutuhan.
Saran
Saran
dari saya selaku praktikan adalah pada saat melakukan praktikum adalah semua praktikan harus
mengikuti prosedur dari praktikum supaya praktikum berjalan dengan lancar dan
juga agar praktikan dapat mendengar dengan baik penjelasan dari asisten, supaya
tidak terjadi suatu kesalahan di dalam praktikum, dan para praktikan haruslah
berhati-hati di dalam memasukkan zt-zat kimia. Sesuai dengan prosedur kerja
yang ada dan mengenai ketersediaan peralatan yang sangat mendukung pelaksanaan
praktikum harus lebih diperhatiakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ressang, A.A, 1963. Ilmu
Peternakan . Gadjah
Mada University Press.
Yogyakarta.
Woodman, 1951. Proteolitik Enzymes
Food Processimg 2 ED.Academic
Press. New York.
Bearkly, R.D.
1966. Ilmu
Pangan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
N’goow, Jeremy. 2003.composition of milk. Jaksel, Kanisius. 43 Hal.
Sinclair, Billy. 1999.milk as the source of nutrient 3 ed.
New Jersey, Prentice –Hall,
Inc.: 278-279.
Bearkly, R.D. 1966. Ilmu Pangan. Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.